Selasa, 21 November 2017

Akuntansi dan Laporan Keuangan

AKUNTANSI DAN LAPORAN KEUANGAN

1.      Definisi akuntansi
Menurut American  Insitute of Certified Public Accounting (AICPA) dalam Harahap (2003) mendefinisikan akuntansi sebagai seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya.
Sedangkan pengertian akuntansi menurut Rudianto mendefenisikan bahwa akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi suatu badan usaha.
Dan pengertian menurut Charles T. Horngren, dan Walter T.Harrison (Horngren Harrison,2007:4) menyatakan bahwa: Akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, memproses data menjadi laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil keputusan.
Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya.
Akuntansi berasal dari kata asing accounting yang artinya bila diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi digunakan di hampir seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia untuk mengambil keputusan sehingga disebut sebagai bahasa bisnis.

2.      Fungsi akuntansi
1.      Recording Report
Fungsi utama dari akuntansi adalah untuk merekam catatan transaksi secara sistematis dan kronologis dari begitu banyaknya transaksi keuangan yang selanjutnya dikirim ke berbagai Account Ledger dan akhirnya mempersiapkan akun akhir untuk mengetahui laba atau rugi dari bisnis pada akhir periode akuntansi.
2.      Melindungi Properties
Fungsi lain akuntansi adalah untuk menghitung jumlah real dari Penyusutan Aset dengan memilih Metode yang tepat dan berlaku untuk aset tertentu. Setiap disipasi tidak sah dari setiap aset akan membawa bisnis untuk ambang kebangkrutan. Karena itu akuntansi merancang sistem yang diinginkan untuk melindungi properti dan aset bisnis dari penggunaan yang tidak sah dan tidak beralasan.
3.      Komunikasikan Hasil
Akuntansi selalu mengkomunikasikan hasil dan transaksi yang dicatat ke berbagai pihak yang tertarik dalam bisnis tertentu seperti misalnya investor, kreditor, karyawan, kantor pemerintahan, peneliti dll
4.      Meeting Legal
Akuntansi juga berfungsi untuk merancang dan mengembangkan sistem seperti menjaga catatan dan pelaporan hasil yang akan selalu memenuhi dan persyaratan hukum untuk mengaktifkan kepemilikan atau wewenang untuk mengajukan berbagai pernyataan seperti Pengembalian Pendapatan Pajak, Pengembalian Penjualan-Pajak dll
5.      Klasifikasi
Fungsi akuntansi sebagai klasifikasi berkaitan dengan analisis sistematis dari data yang tercatat, dengan maksud untuk transaksi kelompok atau entri dari satu alam di satu tempat. Pekerjaan klasifikasi dilakukan dalam buku yang disebut sebagai “Ledger”.
6.      Summarize
Ini melibatkan menyajikan data rahasia dengan cara yang dapat dimengerti dan berguna untuk internal maupun eksternal pengguna akhir dari laporan akuntansi. Proses ini mengarah pada penyusunan laporan berikut:
(1)   Neraca Saldo
(2)   laporan laba rugi
(3)   Neraca.
7.      Menganalisis dan Menafsirkan
Ini adalah fungsi terakhir akuntansi. Data keuangan yang direkam dianalisis dan diinterpretasikan dengan cara yang akhir-pengguna dapat membuat penilaian yang berarti tentang kondisi keuangan dan profitabilitas operasi bisnis. Data tersebut juga digunakan untuk mempersiapkan rencana masa depan dan framing dari kebijakan untuk melaksanakan rencana tersebut.

Setelah melihat beberapa fungsi akuntansi diatas, dapat dinyatakan bahwa fungsi Akuntansi lebih jelas dibagi menjadi dua bagian yang berbeda:
·         Fungsi Historical atau Fungsi Stewardship
Bagian ini berhubungan dengan transaksi masa lalu dari perusahaan bisnis, catatan akuntansi, mengklasifikasikan, laporan, menganalisis dan menafsirkan transaksi sudah berpengaruh. Akuntansi juga menghitung laba atau rugi yang dilakukan selama tahun dan menyusun laporan keuangan dan laporan Aset dan Kewajiban atau Neraca dan laporan dan hasil kepada pemilik, manajer dan pihak lain yang berkepentingan.
·         Fungsi Manajerial
Fungsi akuntansi adalah untuk memberikan pelayanan kepada manajemen untuk membantu berbagai tingkat staf manajerial untuk melaksanakan operasi yang lebih efisien melalui laporan dan informasi yang disajikan. Akuntansi adalah fungsi layanan konsultasi dan berkaitan dengan penyediaan informasi tersebut kepada manajemen seperti yang akan memfasilitasi perencanaan efisien, pengendalian operasional dan koordinasi kegiatan masa depan perusahaan.
Dengan demikian, akuntansi adalah untuk “membantu manajemen dalam membangun rencana untuk tujuan ekonomi yang wajar dan dalam membuat keputusan yang rasional” -Haynes dan Massic, Analisis Manajemen.

3.      Pihak-pihak yang berkepentingan
a.       Pihak Intern
Adalah pihak manajemen yang berkepentingan langsung dan sangat membutuhkan informasi keuangan untuk tujuan pengendalian (controlling), pengkoordinasian (coordinating), dan perencanaan (planning) suatu perusahaan.
b.      Pihak Ekstern
Adalah pihak-pihak yang berada di luar perusahaan tetapi ia membutuhkan informasi keuangan perusahaan tersebut.
·         Pemilik/Investor
Pemilik memerlukan informasi akuntansi di perusahaannya untuk mengetahui maju mundurnya perusahaan, sehingga ia dapat mengambil keputusan apakah akan mempertahankan perusahaannya, menjualnya, atau menambah investasinya.
·         Calon Investor
Bagi calon investor sangat perlu informasi akuntansi perusahaan. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk mengambil keputusannya apakah akan menginvestasikan dananya di perusahaan tersebut atau tidak.
·         Kreditor
Informasi akuntansi suatu perusahaan sangat dibutuhkan bagi kreditor untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengembalikan pinjamannya. Hal ini dapat dijadikan oleh kreditor sebagai bahan untuk mengambil keputusan apakah akan ditambah atau ditarik pinjamannya.
·         Calon Kreditor
Bagi calon kreditor informasi akuntansi suatu perusahaan sangat diperlukan sebagai bahan pertimbangan bagi calon kreditor untuk menilai resiko serta memutuskan apakah perusahaan tersebut akan diberikan pinjaman atau tidak.
·         Pemerintah
Informasi akuntansi perusahaan bagi pemerintah sangat berguna untuk penetapan besarnya pajak penghasilan (PPh) badan usaha. Selain itu, juga dapat dipakai sebagai alat penilaian bagi perusahaan apakah perusahaan tersebut mematuhi peraturan atau tidak.
·         Karyawan perusahaan yang bersangkutan
Informasi akuntansi perusahaan sangat bermanfaat bagi karyawan perusahaan yang bersangkutan untuk kelangsungan hidupnya. Maju mundurnya perusahaan dapat berguna untuk kemantapan kerja, bahan pertimbangan penuntutan naiknya gaji, dan jaminan sosial karyawan.

4.      Prinsip akuntansi
Untuk menghasilkan laporan keuangan yang valid dan akuntabel, para akuntan harus menjalankan proses akuntansi dengan baik, terstruktur, sesuai prosedur serta memenuhi prinsip akuntansi yang diterima umum. Tujuan dari penggunaan prinsip akuntansi tersebut adalah untuk menciptkan kesesuaian antara pengguna akuntansi satu dengan lainnya. Sehingga informasi keuangan yang dihasilkan dapat diperbandingkan dan memenuhi kebutuhan pengguna informasi tersebut.
Prinsip akuntansi merupakan dasar atau acuan dalam melaksanakan proses akuntansi. Pemakaian prinsip akuntansi memunculkan penilaian secara obyektif terhadap produk akuntansi sehingga tidak menyebabkan terjadinya perbedaan atau permasalahan. Selain itu, laporan keuangan sebagai produk akuntansi haruslah bisa dibaca dan dipahami oleh semua pihak. Karena itu perlu adanya penyeragaman pada prosedur akuntansi. Dan terciptalah prinsip akuntansi yang dikenal dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).
Beda negara beda prinsip akuntansinya. Hal itu disesuaikan dengan kebutuhan dan faktor-faktor lain yang ada di masing-masing negara. Di Indonesia, prinsip akuntansi diatur oleh IAI atau Ikatan Akuntansi Indonesia, yaitu badan yang mengatur peraturan dan kebijakan akuntansi yang berlaku di Indonesia.
Adapun prinsip-prinsip akuntansi berterima umum tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Prinsip Entitas Ekonomi (Economic Entity Principle)
Prinsip entitas ekonomi disebut juga dengan prinsip kesatuan entitas. Prinsip ini mengakui konsep kesatuan usaha sebuah perusahaan. Maksudny, bahwa suatu perusahaan adalah sebuah kesatuan usaha atau ekonomi yang berdiri sendiri dan terpisah dengan pribadi pemilik ataupun entitas ekonomi lainnya. Arti berdiri sendiri dan terpisah adalah dalam hal aset atau kekayaan perusahaan. Jadi akuntansi menuntut adanya pemisahan aset perusahaan dengan kekayaan pribadi pemilik perusahaan yang bersangkutan. Seluruh pencatatan atas semua transaksi keuangan yang terjadi tidak boleh dicampur antara pencatatan perusahaan dengan pencatatan pribadi pemilik. Prinsip ini juga berlaku untuk utang atau kewajiban. Antara utang perusahaan dengan utang pribadi pemilik harus terpisah dengan jelas. Prinsip ini menciptakan adanya tanggung jawab yang jelas terhadap keuangan perusahaan.
2.      Prinsip Periode Akuntansi (Period Principle)
Prinsip periode akuntansi disebut juga prinsip kurun waktu. Arti prinsip ini adalah penilaian dan pelaporan keuangan entitas usaha dibatasi oleh periode waktu tertentu. Prinsip ini bertujuan untuk menghasilkan informasi keuangan yang terukur. Periode akuntansi yang umum dipakai dalam menjalankan usaha adalah 1 tahun, yaitu mulai tanggal 1 Januari sampai 31 Desember.
3.      Prinsip Satuan Moneter (Unit Monetary Principle)
Prinsip satuan moneter adalah pencatatan transaksi keuangan harus dinyatakan dalam bentuk mata uang tanpa melibatkan faktor-faktor non kuantitatif. Contoh faktor non kuantitatif ini seperti prestasi, mutu, kinerja, strategi usaha, dan sebagainya. Faktor-faktor ini tidak termasuk dalam satuan moneter karena tidak bisa dinilai maupun dilaporkan dalam bentuk uang. Jadi prinsip moneter menekankan pada pencatatan yang terbatas pada segala sesuatu yang bisa diukur dan dinilai dengan satuan uang.
4.      Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle)
Prinsip biaya historis mengharuskan penilaian atau pencatatan transaksi keuangan atas suatu barang atau jasa berdasarkan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang atau jasa tersebut. Jika terdapat proses tawar-menawar saat transaksi terjadi, maka yang dinilai dan dicatat adalah harga jadi yang disepakati bersama. Untuk menilai sebuah barang misalkan saja aset, terdapat berbagai cara yang bisa digunakan seperti nilai buku, nilai pasar, nilai ganti dan nilai tunai. Dalam Generally Accepted Accounting Principles (GAAP), prinsip biaya historis ini menggunakan harga perolehan atau harga akuisisi dalam mencatat perolehan aset, utang, modal dan biaya. Harga perolehan yang dimaksud adalah harga pertukaran yang disepakati oleh kedua belah pihak yang terlibat dalam sebuah transaksi keuangan. Sebagai contoh, sebidang tanah memiliki harga pasaran berdasarkan lokasinya senilai Rp 100.000.000,- Namun sebuah perusahaan mampu membeli tanah tersebut dengan harga Rp 90.000.000,- Maka yang diakui dan dicatat adalah Rp 90.000.000 sebagai harga kesepakatan antara penjual dengan perusahaan tersebut.
5.      Prinsip Kesinambungan Usaha (Going Concern Principle)
Prinsip kesinambungan usaha menganggap bahwa sebuah entitas usaha akan beroperasi terus-menerus dan berkesinambungan. Karena memang tidak ada perusahaan yang menginginkan usahanya akan berhenti di tengah jalan, kecuali terjadi peristiwa tertentu misal bencana alam.
6.      Prinsip Pengungkapan Penuh (Full Disclosure Principle)
Prinsip pengungkapan penuh adalah prinsip akuntansi yang menyajikan informasi keuangan secara lengkap dan informatif. Karena mengingat banyaknya pengguna informasi akuntansi. Namun informasi keuangan tersebut hanya berupa ringkasan dari seluruh transaksi yang terjadi pada 1 periode. Karena tidak mungkin memuat semua informasi dalam 1 laporan. Maka pada laporan keuangan diberi keterangan atau informasi tambahan yang diperlukan yang tidak terdapat dalam laporan keuangan.
7.      Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle)
Pendapatan adalah penambahan kekayaan yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan usaha seperti penjualan, persewaan, penerimaan bagi hasil, dan sebagainya. Dasar yang digunakan untuk mengukur pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas yang diperoleh atas transaksi keuangan tersebut. Pada prinsip ini, pendapatan diakui ketika terjadi transaksi keuangan dan ada kepastian nilai nominal atas pendapatan tersebut, meski penambahan kas atau setara kas belum diterima perusahaan. Namun prinsip ini tidak selalu bisa diterapkan oleh pelaku usaha sehingga memunculkan ketentuan lain untuk bisa mengakui pendapatan.
8.      Prinsip Mempertemukan (Matching Principle)
Prinsip Mempertemukan ini artinya biaya yang dikeluarkan perusaan dipertemukan atau di-matching-kan dengan pendapatan yang diterima. Maksudnya adalah untuk menentukan nilai penghasilan bersih tiap periode. Prinsip ini sangat bergantung pada prinsip pengakuan pendapatan. Karena jika pengakuan pendapatan ditunda, maka pembebanan biaya tidak bisa dilakukan.
9.      Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)
Prinsip konsistensi adalah prinsip akuntansi yang harus digunakan pada pelaporan keuangan secara konsisten atau tidak berubah-ubah dalam hal metode, prosedur dan kebijakan yang digunakan. Gunanya agar laporan keuangan yang dihasilkan pada suatu periode bisa diperbandingkan dengan laporan keuangan periode-periode sebelumnya, sehingga bisa memberikan manfaat bagi para penggunanya. Dengan penggunaan metode dan prosedur secara konsisten, maka jika ada perbedaan yang terjadi bisa diketahui dengan cepat. Namun prinsip ini bukan berarti melarang adanya perubahan metode atau prosedur akuntansi. Sebuah perusahaan boleh mengganti metode yang dipakai dengan memberikan penjelasan alasan penggantian tersebut pada laporan keuangan perusahaannya.
10.  Prinsip Materialitas
Prinsip materialitas adalah prinsip yang mengakui adanya pengukuran dan pencatatan akuntansi secara material atau bernilai. Bernilai dalam arti bernilai nominal dan bisa dijual. Jika tidak material, maka tidak perlu dinilai dan diakui.

5.      Pengertian laporan keuangan
Laporan keuangan merupakan catatan tentang informasi keuangan perusahaan pada suatu waktu akutansi, yang dipakai untuk menggambarkan kondisi atau kinerja perusahaan tersebut. Atau bisa juga diartikan dengan catatan informasi keuangan yang disusun rapi oleh perusahaan untuk mengevaluasi kinerja perusahaannya, yang berguna untuk memenuhi pihak-pihak yang memakainya.
Namun, laporan keuangan tidak memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk menentukan kebijakan ekonomi karena hanya menggambarkan secara umum pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu serta tidak ada kewajiban untuk menyediakan informasi non financial.
Laporan keuangan yang lengkap akan berisi:
·         Neraca
·         Laporan laba rugi komprehensif
·         Laporan perubahan ekuitas
·         Laporan perubahan posisi keuangan
·         Catatan dan laporan lain dan penjelasan yang berhubungan dengan laporan keuangan

Pengertian Laporan Keuangan Menurut Para Ahli
1.      Mahmud M. Hanafi dan Abdul Halim
Menurut mereka laporan keuangan merupakan laporan yang diharapkan mampu memberikan informasi perusahaan dan digabungkan dengan informasi lain, misalnya industri, konidisi ekonomi
2.      Ikatan Akuntan Indonesia
Laporan keuangan adalah susunan yang menyajikan posisi keuangan dan kinerja keuangan dalam sebuah entitas. Tujuan dari laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan (financial positition), kinerja keuangan (financial performance) dan arus kas (cash flow). Untuk mencapai tujuan ini, dalam laporan keuangan harus berisi elemen yang terdiri dari aset, kewajiban, beban, networth, pendapatan dan perubahan ekuitas serta arus kas.
3.      Munawir (2010:5)
Menurut Munawir laporan keuangan pada umumnya terdiri dari neraca dan perhitungan laba rugi serta perubahan ekuitas. Neraca menggambarkan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada peroide tertentu. Sedangkan laba rugi menunjukan hasil-hasil dan beban perusahaan yang telah dicapai.
4.      Harahap (2009:105)
Menurut dia, laporan keuangan menggambarkan keadaan keuangan dan hasil usaha perusahaan pada jangka waktu tertentu.
5.      Gitman (2012:44)
Laporan tahunan yang dimiliki perusahaan dan harus diberikan kepada pemegang saham, merangkum dan mendokumentasikan kegiatan keuangan selama satu tahun terakhir

6.      Isi laporan keuangan
Berdasarkan PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) isi laporan keuangan harus mencakup lima hal pokok berikut:
1.      Laporan laba/rugi
Digunakan untuk mengetahui apakah perusahaan mengalami keuntungan atau kerugian dalam satu periode tertentu.
2.      Laporan perubahan modal
Digunakan untuk mengetahui apakah modal perusahaan bertambah atau berkurang dalam satu periode tertentu.
3.      Neraca
Digunakan untuk mengetahui jumlah harta, utang, dan modal perusahaan dalam satu periode tertentu.
4.      Laporan arus kas
Digunakan untuk megetahui berapa pertambahan atau pengurangan kas perusahaan dalam satu periode tertentu.
5.      Catatan atas laporan keuangan
Digunakan untuk menjelaskan secara rinci atau detail mengenai keadaan perusahaan.

7.      Bentuk neraca
Bentuk Neraca secara umum dalam laporan keuangan ada 2 yaitu bentuk Staffel dan Scontro. Berikut ini bentuknya:
1.      Neraca Bentuk Staffel
Neraca Bentuk staffel adalah bentuk neraca yang disusun dengan menyusun kebawah dan melektakkan saldo pada bagian samping dengan kolom debet kredit. Tabel neraca ini mirip dengan Model Jurnal Umum.
2.      Neraca Bentuk Scontro
Neraca Bentuk Scontro adalah neraca yang memisahkan antara Aktiva dan Pasiva pada posisi kanan dan kiri atau saling sebelah menyeblah yang biasa kita lihat. Yang termasuk dalam Aktiva adalah Asset perusahaan sedangkan pasiva adalah kewajiban perusahaan baik pada pihak ketiga dan pemilik modal.

8.      Laporan laba/rugi
Laporan laba rugi merupakan laporan untuk mengukur keberhasilan operasional perusahaan selama jangka waktu tertentu. Biasanya pengusaha menggunakan laporan ini untuk menentukan profitabilitas dan nilai investasi. Laporan ini menyajikan informasi untuk membantu pengusaha dalam memprediksi jumlah arus kas di masa mendatang.
Laporan laba rugi yang dibuat oleh bagian akuntansi tentu memiliki tujuan, karena laporan ini akan diberikan kepada pihak terkait yang membutuhkan laporan perusahaan. Berikut ini adalah beberapa tujuannya laporan laba rugi perusahaan.
·         Menginformasikan jumlah total pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan.
·         Memberikan informasi dari perolehan laba atau rugi semua periode.
·     Menjadi referensi evaluasi bagi manajemen perusahaan untuk menetapkan langkah-langkah apa saja yang harus diambil di periode yang akan datang.
·       Memberikan informasi apakah langkah yang ditempuh menjadi efisien atau tidak dari besaran beban atau biaya perusahaan.

9.      Bentuk laporan laba/rugi
Ada dua bentuk laporan laba rugi yang umumnya dipergunakan dalam aktivitas pelaporan keuangan perusahaan, yaitu single step dan multiple step.
a.       Single Step
Dalam bentuk single step, semua pendapatan dan keuntungan yang termasuk unsur operasi ditempatkan pada bagian awal laporan laba rugi, diikuti dengan seluruh beban dan kerugian yang termasuk  kategori operasi. Selisih antara total pendapatan dan keuntungan dan total beban dan kerugian menghasilkan laba operasi.
b.      Multiple Step
Laporan ini memisahkan transaksi operasi dari transaksi non-operasi, juga membandingkan biaya dan beban dengan pendapatan yang berhubungan. Pengungkapan laba operasional akan memperlihatkan perbedaan antara aktivitas biasa dengan aktivitas yang tidak biasa atau insidentil.

10.  Tujuan laporan keuangan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:3), laporan keuangan memiliki tujuan untuk menyediakan informasi yang berhubungan dengan keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai untuk mengambil keputusan ekonomi.
Pendapat lain, yaitu menurut Fahmi (2011:28) tujuan dari laporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan yang melingkupi perubahan dari unsur-unsur laporan keuangan yang diberikan kepada pihak lain yang berkepentingan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan. Para pemakai akan menggunakan hasil laporan keuangan untuk menganalisa, meramalkan, membandingkan dan mengukur dampak dari keputusan ekonominya yang telah diambil.
Dari dua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1.      Informasi laporan keuangan sangat dibutuhkan oleh para pemakai untuk mengevaluasi dan membandingkan dampak dari kebijakan ekonomi yang sebelumnya telah diambil.
2.      Laporan keuangan sangat diperlukan untuk meramal dan menilai apakah di masa sekarang dan yang akan datang perusahaan menghasilkan keuntungan yang sama atau malah lebih.
3.      Informasi perubahan posisi keuangan juga bermanfaat untuk menilai aktivitas investasi, pendanaan dan operasi perusahaan pada selama peroide tertentu.
Sedangkan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (1984), tujuan dari laporan keuangan terbagi menjadi dua pokok, yaitu tujuan umum dan tujuan kualitatif. Tujuan umum dari laporan keuangan adalah untuk menggambarkan tentang informasi apa yang akan dihasilkan oleh akuntansi keuangan.
Di dalam tujuan tersebut tidak disebutkan secara detail siapa yang dituju oleh informasi keuangan, namun secara implisit dapat disimpulkan bahwa yang dituju adalah pihak investor dan kreditor.
Menurut PAI, tujuan umum laporan keuangan terdiri dari lima tujuan, yaitu:

1.     Memberikan informasi yang bisa dipercaya perihal aktiva dan kewajiban serta kapital atau modal perusahaan.
2.     Memberikan laporan yang bisa dipercaya tentang perubahan aktiva netto perusahaan yang muncul akibat kegiatan usaha untuk memperoleh laba.
3.  Memberikan sebuah informasi kepada pemakai laporan untuk memperkirakan potensi keuntungan perusahaan.
4.     Memberikan sebuah informasi penting lainnya seperti aktivitas pendanaan investasi.
5.   Memberikan informasi lebih dalam kepada pemakai laporan yang masih ada kaitannya dengan keuangan, misalnya tentang kebijakan keuangan yang dianut oleh perusahaan.
Sedangkan tujuan kulaitatif merupakan syarat yang harus di penuhi supaya mampu mencapai tujuan laporan keuangan itu sendiri. Syarat-syarat tersebut adalah :
·         Relevan
·         Dapat dimengerti
·         Daya uji
·         Netral
·         Tepat waktu
·         Daya banding

·         Lengkap






Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar