TANGGUNG JAWAB SOSIAL SUATU
BISNIS
1.
Benturan dengan kepentingan masyarakat
Proses produksi
seringkali menyebabkan benturan kepentingan (masyarakat dengan perusahaan).
Benturan ini terjadi kerap kali karena perusahaan menimbulkan polusi. Perusahaan
di tuntut untuk mengindahkan etika bisnis. Hal-hal pendorong dilaksanakannya
etika bisnis :
a.
Dorongan dari pihak luar, dari lingkungan masyarakat.
b. Dorongan dari dalam bisnis itu sendiri, sisi humanisme
pebisnis yang melibatkan rasa, karsa, dan karya yang ikut mendorong
diciptakannya etika bisnis yang baik dan jujur.
Benturan
kepentingan Transaksi Tertentu dan Transaksi Afiliasi merupakan hal yang sangat
sulit untuk dihindari. Transaksi seperti ini biasa dipraktekan dalam melakukan
transaksi bisnis dimana para pihak yang melakukan corporate actionmemiliki
benturan kepentingan atau mempunyai hubungan afiliasi. Meskipun pada prinsipnya
transaksi bisnis tersebut bertujuan untuk meminimalisir resiko, mempermudah
komunikasi atau melanggengkan hubungan bisnis para pihak yang telah terjalin,
namun potensi benturan kepentingan dan penyalahgunaan pihak terafiliasi dalam
suatu transaksi dapat merugikan para pemangku kepentingan tertentu atau
pemegang saham terutama pemegang saham minoritas.
Dalam kerangka
Good Corporate Governance, aspek transparansi dan keterbukaan dalam proses
Transaksi Afiliasi dan Transaksi Tertentu sangat diutamakan. Hal ini untuk
melindungi para pihak termasuk pemegang saham minoritas. Oleh karenanya,
Bapepam selaku regulator dan otoritas jasa keuangan telah memberlakukan
ketentuan yang cukup komprehensif tentang Benturan Kepentingan Transaksi
Tertentu dan Transaksi Afiliasi. Namun prakteknya, pemahaman para pelaku usaha
tentang benturan kepentingan Transaksi Tertentu dan Transaksi Afiliasi masih
harus ditingkatkan. Hal ini sangat diperlukan karena menyangkut aspek keuangan,
hukum serta good corporate governance suatu perusahaan.
2.
Dorongan tanggung jawab sosial
Klasifikasi
masalah sosial yang mendorong pelaksanaan tanggung jawab sosial pada sebuah
bisnis :
a.
Penerapan Manajemen Orientasi Kemanusiaan.
Prosedur administrasi serta jenjang kewenangan yang berbelit-belit
sering menyebabkan tekanan batin bagi para pebisnis maupun pihak lain yang
berhubungan. Hubungan yang kurang manusiawi pun kerap terjadi antara perusahaan
dengan pihak luar. Penerapan manajemen akan menimbulkan hubungan yang serasi,
selaras, dan seimbang antara pelaku bisnis dan dari pihak luar. Manfaat
tersebut adalah, sebagai berikut :
·
Peningkatan modal kerja karyawan yang berakibat
membaiknya semangat dan produktivitas kerja.
·
Adanya partisipasi bawahan dan timbulnya rasa ikut
memiliki sehingga tercipta kondisi manajemen parsitipatif.
·
Penurunan absen karyawan yang disebabkan kenyamanan
kerja sebagai hasil hubungan kerja yang menyenangkan dan baik.
·
Peningkatan mutu produksi yang diakibatkan oleh
terbentuknya rasa percaya diri karyawan.
·
Kepercayaan konsumen yang meningkat dan merupakan
modal dasar bagi perkembangan selanjutnya dari perusahaan.
b.
Ekologi dan gerakan pelestarian lingkungan.
Ekologi, yang menitikberatkan pada keseimbangan antara manusia dan alam
lingkungannya banyak dipengaruhi oleh proses produksi. Contohnya, maraknya
penebangan hutan sebagai bahan dasar industri, perburuan kulit ular,
penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak.
c.
Penghematan energi.
Pengurasan secara besar-besaran energi yang berasal dari SDA yang tidak
dapat dipengaruhi seperti batubara, minyak, dan gas telah banyak terjadi.
Kesadaran bahwa SDA tersebut tidak dapat diperbaharui telah mendorong
dilaksanakannya proses efisiensi serta mencari pengganti sumber daya tersebut,
yang diantaranya adalah pemanfaatan tenaga surya, nuklir, angin air serta laut.
d. Partisipasi
pembangunan bangsa.
Kesadaran masyarakat pebisnis terhadap suksesnya pembangunan sangat
diperlukan. Dengan adanya kesadaran tersebut, akan membantu pemerintah untuk
menangani masalah pengangguran dengan cara ikut melibatkan penggunaan tenaga
kerja yang ada.
e.
Gerakan konsumerisme.
Awal perkembangannya tahun 1960-an di Negara Barat yang berhasil
meberlakukan Undang-undang Perlindungan Konsumen. Berikut adalah Tujuan dari
gerakan konsumerisme ini adalah :
· Memperoleh perhatian dan tindakan nyata dari kalangan
bisnis terhadap keluhan konsumen atas praktek bisnisnya.
· Pelaksanaan strategi advertensi atau periklanan yang
realistic dan mendidik serta tidak menyesatkan masyarakat.
· Diselenggarakan panel-panel disuksi antara wakil
konsumen dengan produsen.
· Pelayanan purna jual yang lebih baik.
· Berjalannya proses public relation (PR) yang lebih
menitikberatkan pada kepuasan konsumen daripada promosi semata.
3.
Etika bisnis
Etika bisnis
merupakan cara melakukan kegiatan bisnis yang mencakup seluruh aspek yang
berkaitan dengan individu, perusahaan, dan juga masyarakat.
Menurut Hill dan
Jones, etika bisnis merupakan suatu ajaran untuk membedakan antara salah dan
benar. Di mana hal tersebut dapat memberikan pembekalan kepada setiap pemimpin
perusahaan ketika mempertimbangkan untuk mengambil keputusan strategis yang
terkait dengan masalah moral yang kompleks.
Menurut Velasques,
studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini
berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan,
institusi, dan perilaku bisnis.
Menurut Yosephus,
etika Bisnis secara hakiki merupakan Applied Ethics (etika terapan). Di sini,
etika bisnis merupakan wilayah penerapan prinsip-prinsip moral umum pada
wilayah tindak manusia di bidang ekonomi, khususnya bisnis. Jadi, secara hakiki
sasaran etika bisnis adalah perilaku moral pebisnis yang berkegiatan ekonomi
Menurut Steade
Et Al, etika bisnis adalah standar etika yang berkaitan dengan tujuan dan cara
membuat keputusan bisnis.
Etika bisnis
sangat dibutuhkan oleh semua pengusaha baru maupun pengusaha yang sudah lama
terjun di dunia bisnis. Tujuan etika bisnis bagi pengusaha adalah untuk
mendorong kesadaran moral dan memberikan batasan-batasan bagi para pengusaha
atau pelaku bisnis untuk menjalankan good business dan tidak melakukan monkey
business atau dirty business. Di mana, hal itu dapat merugikan banyak pihak
yang terkait.
Dengan
etika bisnis, para pelaku bisnis memiliki aturan yang dapat mengarahkan mereka
dalam mewujudkan citra dan manajemen bisnis yang baik, sehingga dapat diikuti
oleh semua orang yang memercayai bahwa bisnis tersebut memiliki etika yang
baik. Memiliki etika bisnis juga dapat menghindari citra buruk seperti
penipuan, serta cara kotor dan licik. Bisnis yang memiliki etika baik biasanya
tidak akan pernah merugikan bisnis lain, tidak melanggar aturan hukum yang berlaku,
tidak membuat suasana yang tidak kondusif pada saingan bisnisnya, dan memiliki
izin usaha yang sah.
4.
Bentuk-bentuk tanggung jawab sosial suatu bisnis
Penjabaran dari
kepedulian sosial dari suatu bisnis berbentuk pelaksanaan tanggung jawab social
bisnis. Sejalan dengan itu dapat dilihat behwa semakin tinggi tingkat
kepedulian social suatu bisnis maka semakin mengingkat pula pelaksanaan praktek
bisnis etika dalam masyarakat.beberapa bentuk pelaksanaan tanggung jawab social
yang dapat kita temui di Indonesia adalah:
·
Pelaksanaan hubungan industrial pancasila (HIP)
Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) merupakan bentuk pelaksanaan yang telah
banyak dijalankan pengusahan dengan karyawannya dan dituangkan dalam buku.
Dimana diatur kewajiban dan hak masing-masing pihak. Beberapa contoh hak
karyawan adalah cuti, tunjangan hari raya,dan pakaian kerja.
·
Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL)
Penanganan limbah industri sebagai bagian dari produksi sebagai bentuk
partisipasi lingkungan
·
Penerapan prinsip kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Penekanan pada faktor keselamatan pekerja dengan mempergunakan alat-alat
yang berfungsi menjaga keselamatan, seperti topi pengaman,masker pelindung
maupun pakaian khusus lainya.
·
Perkebunan inti rakyat (PIR)
Sistem perkebunan yang melibatkan besar milik Negara dan kecil milik
masyarakat. Perkebunan besar berfungsi sebagai inti dan motor penggerak
perkebunan dimana semua bahan bakunya diambil dari perkebunan kecil di
sekitarnya yang berfungsi sebagai plasma.
·
Sistem bapak anak-anak angkat
Sistem ini melibatkan pengusaha besar yang mengangkat penguysaha
kecil/menengah mitra kerja yang harus mereka bina terkadang hal ini menyebabkan
masalah kepada pengusaha oleh karena itu dibutuhkan kesadaran yinggi dalam
pelaksaannya.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar