MANAJEMEN
DAN ORGANISASI
1. Manajemen
a. Pengertian
dan perananan manajemen
Istilah manajemen memiliki banyak
pengertian. Pengertian manajemen menurut Daft (2003;4) yaitu : “Management is
the attainment of organizational goals in an effective and efficient manner
through planning organizing leading and controlling organizational recources.”
Arti dari pengertian manajemen diatas adalah, manajemen merupakan pencapaian
tujuan dengan cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan
pengorganisasian pengarahan dan pengawasan sumber daya. Secara universal
manajemen diartikan sebagai penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai
sasaran dan kinerja yang tinggi dalam berbagai kegiatan organisasi profit
maupun non profit.
Selain kategori besar manajemen, manajer
pada berbagai tingkat hirarki memiliki peran manajerial yang berbeda. Seorang
peneliti. Henry Mintzberg, mengkategorikan peran seorang manajer dan dapat
dikelompokkan menjadi tiga jenis utama, yaitu:
·
Peran Decisional, membutuhkan manajer
yang merencanakan strategi dan memanfaatkan sumber daya.
·
Peran Interpersonal, memerlukan
manajemen untuk mengarahkaan dan mengawasi karyawan dan organisasi.
·
Peran Informasi adalah, mereka dimana
para manajer memberikan dan mengirimkan informasi.
b. Latar
belakang sejarah manajemen
Beberapa orang melihat sejarah manajemen
(dengan definisi) sebagai konseptualisasi modern yang terlambat (dalam hal
modernitas yang terlambat). Dalam istilah tersebut manajemen tidak memiliki
sejarah pra-modern, hanya merupakan pertanda. Beberapa orang lainnya,
mendeteksi aktivitas mirip-manajemen di masa pra-modern akhir. Perkembangan
pemikiran manajemen pada pedagang-pedagang Sumeria dan pembangun piramid Mesir
yaitu para pemilik budak selama berabad-abad menghadapi permasalahan
eksploitasi/memotivasi budak yang bergantung namun terkadang suka melawan
(memaksa otoritas), namun banyak perusahaan pra-industri dengan skala mereka
yang kecil, tidak merasa terdorong untuk menghadapi permasalahan manajemen
secara sistematis. Namun, inovasi seperti penyebaran sistem angka Hindu-Arab
(abad ke-5 hingga ke-15) dan kodifikasi kesekretariatan entri ganda (1494)
menyediakan perangkat untuk penilaian, perencanaan dan kendali manajemen.
Abad 19
Bidang pelajaran manajemen berkembang
dari ekonomi dalam abad 19. Pelaku Ekonomi klasik Adam Smith dan John Stuart
Mill memberikan teori teori pengaturan sumber daya, produksi dan penetapan
harga. Pada saat yang hampir bersamaan, penemu seperti Eli Whitney, James Watt,
dan Matthew Boulton mengembangkan teknik produksi seperti Penetapan standar,
prosedur kontrol kualitas, akuntansi biaya, penukaran bahan, dan perencanaan
kerja.
Pada pertengahan abad 19, Robert Owen,
Henry Poor, dan M. Laughlin dan lain-lain memperkenalkan elemen manusia dengan
teori pelatihan, motivasi, struktur organisasi dan kontrol pengembangan
pekerja.
Pada akhir abad 19, Pelaku ekonomi
marginal Alfred Marshall dan Leon Walras dan lainnya memperkenalkan lapisan baru
yang kompleks ke teori manajemen. Pada 1900an manajer mencoba mengganti teori
mereka secara keseleruhan berdasarkan sains.
Abad 20
Teori pertama tentang manajemen yang
lengkap muncul sekitar tahun 1920. Orang seperti Henry Fayol dan Alexander
Church menjelaskan beberapa cabang dalam manajemen dan hubungan satu sama lain.
Peter Drucker menulis salah satu buku
paling awal tentang manajemen terapan: “Konsep Korporasi” (Concept of the
Corporation), diterbitkan tahun 1946. Buku ini muncul atas ide Alfred Sloan
(chairman dari General Motors) yang menugaskan penelitian tentang organisasi.
H. Dodge, Ronald Fisher, dan Thorton C
Fry memperkenalkan teknik statistika ke dalam manajemen. Pada tahun 1940an,
Patrick Blackett mengkombinasikan teori statistika dengan teori mikroekonomi
dan lahirlah ilmu riset operasi. Riset operasi, sering dikenal dengan “Sains
Manajemen”, mencoba pendekatan sains untuk menyelesaikan masalah dalam
manajemen, khususnya di bidang logistik dan operasi.
Mendekati
akhir abad 20, manajemen terdiri dari beberapa bidang terpisah, termasuk:
·
Manajemen Sumber daya manusia
·
Manajemen operasi atau produksi
·
Manajemen strategi
·
Manajemen pemasaran
·
Manajemen keuangan
·
Manajemen informasi teknologi
c. Fungsi
dan proses manajemen
Terry mendefinisikan manajemen dalam
bukunya Principles of Management yaitu "Suatu proses yang membedakan atas
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dengan memanfaatkan
baik ilmu maupun seni demmi mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya". Dari definisi Terry itulah kita bisa melihat fungsi manajemen
menurutnya. Berikut ini adalah fungsi manajemen menurut Terry:
·
Perencanaan (planning) yaitu sebagai
dasar pemikiran dari tujuan dan penyusunan langkah-langkah yang akan dipakai
untuk mencapai tujuan. Merencanakan berarti mempersiapkan segala kebutuhan,
memperhitungkan matang-matang apa saja yang menjadi kendala, dan merumuskan
bentuk pelaksanaan kegiatan yang bermaksuud untuk mencapai tujuan.
·
Pengorganisasian (organization) yaitu
sebagai cara untuk mengumpulkan orang-orang dan menempatkan mereka menurut
kemampuan dan keahliannya dalam pekerjaan yang sudah direncanakan.
·
Penggerakan (actuating) yaitu untuk
menggerakan organisasi agar berjalan sesuai dengan pembagian kerja
masing-masing serta menggerakan seluruh sumber daya yang ada dalam organisasi
agar pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan bisa berjalan sesuai rencana dan
bisa memcapai tujuan.
·
Pengawasan (controlling) yaitu untuk
mengawasi apakah gerakan dari organisasi ini sudah sesuai dengan rencana atau
belum. Serta mengawasi penggunaan sumber daya dalam organisasi agar bisa
terpakai secara efektif dan efisien tanpa ada yang melenceng dari rencana.
Hakikat dari fungsi manajemen dari Terry
adalah apa yang direncakan, itu yang akan dicapai. Maka itu fungsi perencanaan
harus dilakukan sebaik mungkin agar dalam proses pelaksanaanya bisa berjalan
dengan baik serta segala kekurangan bisa diatasi. Sebelum kita melakukan
perencanaan, ada baiknya rumuskan dulu tujuan yang akan dicapai.
d. Ciri-ciri
manajer professional
Dalam suatu perusahaan atau organisasi
manapun pastinya terdapat proses manajemen di dalamnya. Proses manajemen adalah
serangkaian keputusan dan kegiatan kerja yang terus menerus dimana manajer
terlibat dalam merencana, mengorganisasi, mengarahkan, mengkordinasi dan
mengawasi. Manajer memiliki peran penting dalam keterlaksanaan dan pencapaian
dari rangkaian tersebut. Manajer profesional menjadi harapan semua organisasi
bisnis sebagai leader yang baik, karena seorang manajer profesional bisa membawa
kemajuan bagi organisasi bisnis. Berikut adalah ciri-ciri manajer profesional
yaitu memiliki kepribadian dan fungsi sebagai :
1. Pemimpin
Lambang (Figurehead)
Manajer
profesional bertanggung jawab dan menjalankan sejumlah kewajiban rutin yang
bersifat legal.
2. Pemimpin
(Leader)
Manajer
profesional harus dapat memotivasi, mengaktifkan, serta mengembangkan potensi
karyawannya, bertanggung jawab untuk mengisi posisi yang kosong, dan memberikan
instruksi-instruksi serta pembagian kerja. Seorang manager profesional selalu
bekerja keras sehingga ia dihormati anggotanya. Dia percaya bahwa dia harus
bekerja lebih keras daripada anggotanya untuk memberikan contoh yang baik.
3. Penghubung
(Liaison)
Manajer
profesional harus dapat memelihara dan memperluas jaringannya atau mitra
bisnis.
4. Pemantau
(Monitor)
Manajer
profesional sebagai pusat saraf informasi internal dan eksternal tentang
organisasi.
5. Penyebar
(Dissiminator)
Manajer
profesional bertugas meneruskan informasi yang diterima dari external kepada
anggota atau karyawannya agar setiap orang memiliki suhu dan pengetahuan yang
sama dalam bekerja.
6. Juru
Bicara (Spokesperson)
Manajer
profesioal juga meneruskan informasi kepada external atau mitra mengenai
rencana, tindakan, kebijakan dan hasil organisasi berkaitan dengan pengambilan
keputusan demi pencapaian tujuan bisnis. Seorang manager profesional percaya
bahwa karyawan atau anggotanya mampu memberi andil untuk kesuksesan
perusahaannya. Ia akan mengajak anggotanya untuk memberikan masukan-masukan,
ide-ide, dan saran-saran untuk pemecahan masalah yang dihadapi di tempat kerja.
Dia juga berkeinginan untuk mendengar, memahami dan menindak lanjuti kritikan
dan tuntutan-tuntutan dari anggotanya.
7. Wirausaha
(Enterpreneur)
Manajer
profesional pandai dalam mencari peluang dan kesempatan yang ia lihat atau
hadapi serta memprakarsai “proyek-proyek perbaikan” untuk membuat perubahan.
8. Pengendali
Gangguan (Disturbance Handler)
Manajer
profesional akan menjadi benteng dalam menghadapi kendala-kendala yang tidak
dapat diselesaikan oleh anggotanya.
Namun sebelumnya Ia akan menghargai hasil pekerjaan karyawannya lalu
mengoreksi dengan cara yang profesional.
9. Pengalokasi
Sumber Daya (Resource Allocator)
Manajer
profesional bertanggung jawab terhadap alokasi segala sumber daya organisasi.
Ia dapat memahami potensi dari anggotanya.
10. Perunding
(Negotiator)
11. Manajer
profesional harus dapat mewakili organisasinya pada perundingan-perundingan
bisnis yang penting dan menyangkut keberlangsungan organisasinya.
e. Keterampilan
manajemen yang dibutuhkan
Dalam sebuah organisasi, keberadaan
seorang pemimpin atau manajer mutlak diperlukan. Hal ini dikarenakan dalam
organisasi atau perusahaan haruslah ada seseorang yang dapat memimpin,
mendorong, dan menjadi panutan anak buahnya. Pemimpin atau manajer ini
merupakan sosok yang bekerja melalui orang lain untuk mencapai apa yang menjadi
visi dan misi perusahaan/organisasi dengan mengkoordinasikan berbagai kegiatan
yang ada dalam organisasinya.
Karena peran utama seorang manajer
adalah untuk memimpin, memotivasi, dan mendorong karyawan untuk bekerjasama
dalam mencapai tujuan organiasi, maka setiap manajer harus memiliki ketrampilan
dasar di bidang manajemen bisnis agar dapat mengelola timnya secara efektif.
Untuk dapat meraih apa yang menjadi tujuan perusahaan/organisasi, seorang
manajer harus mampu merencanakan, mengatur, dan mengendalikan sumber daya yang
ada, termasuk sumber daya manusia. Sehingga penting bagi seorang manajer untuk
memiliki skill dan kualitas yang mumpuni agar dapat melakukan tugasnya dengan
baik.
Beberapa
skil yang harus dimiliki oleh seorang manajer adalah :
1. Ketrampilan
konseptual:
Hal
ini terkait dengan kemampuan dalam membuat konsep, ide dan menyampaikan gagasan
untuk kemajuan perusahaan. Ide-ide tersebut dituangkan dalam rencana kegiatan
atau sering disebut rencana kerja. Selain itu manajer hendaklah juga memiliki
visi ke depan, misi yang jelas, program kerja yang aktual, serta menjaga
competitive advantage dalam organisasi.
2. Ketrampilan
komunikasi:
Seorang
manajer harus mampu berinteraksi dengan baik dengan banyak orang. Saat
berkomunikasi dengan bawahan, maka dia harus dapat berkomunikasi secara
persuasif dan bersahabat. Ketika berkomunikasi dengan rekan kerja harus saling
menghormati dan saat berkomunikasi dengan jajaran manajemen dan konsumen, dia
harus dapat melayaninya dengan baik. Menjaga komunikasi yang baik dengan semua
orang akan mendorong orang-orang disekitarnya menjadi tim terbaiknya.
3. Ketrampilan
teknis:
Memiliki
kemampuan dalam bidang informasi teknologi atau bidang lainnya merupakan
keunggulan atau nilai lebih bagi seorang manajer. Memiliki ketrampilan teknis
merupakan bekal yang harus dimiliki oleh seorang manajer, sehingga dia tidak
hanya memahami konsep, namun juga dapat menciptakan efektivitas dan efisiensi.
4. Ketrampilan
manajemen waktu:
Seorang
manajer harus mampu mengalokasikan waktu untuk mendapatkan hasil yang optiomal.
Kemampuan ini akan diuji pada saat menyusun rencana sebuah project, dimana
tidak hanya masalah manajemen waktu saja yang harus diperhatikan, tapi juga
membuat skala prioritas.
5. Ketrampilan
membuat keputusan:
Kemampuan
untuk mengidentifikasi masalah dan dapat meninjau secara komprehensif, termasuk
memberikan solusi dalam memecahkan masalah adalah ketrampilan yang harus
dimiliki setiap manajer. Mengambil keputusan hendaklah tidak dilakukan dengan
terburu-buru, namun seringkali manajer harus mengambil keputusan dengan cepat
di saat yang mendesak.
6. Ketrampilan
kepemimpinan:
Manajer
harus benar-benar menjadi seorang pemimpin dan tidak mengindahkan hal-hal yang
tidak perlu. Menjalankan program kerja dan evaluasi membutuhkan komitmen dan
ketegasan. Manajer yang tangguh akan mendorong terciptanya trust di lingkungan
kerjanya dan menciptakan teamwork yang solid.
Berbagai
ketrampilan tersebut merupakan skill dasar yang harus dimiliki seorang manajer.
Dengan memiliki ketrampilan manajemen tersebut, maka seorang manajer dapat
menjalankan tugasnya secara profesional dan efektif.
2. Organisasi
a. Definisi
Organisasi
Organisasi (Yunani: ὄργανον, organon -
alat) adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama.
Terdapat beberapa teori dan perspektif
mengenai organisasi, ada yang cocok satu sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi
pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah bagi orang-orang untuk
berkumpul, bekerja sama secara rasional dan sistematis, terencana, terpimpin
dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan),
sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan
efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut para ahli terdapat beberapa
pengertian organisasi sebagai berikut:
·
Stoner mengatakan bahwa organisasi
adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah
pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.
·
James D. Mooney mengemukakan
bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan
bersama.
·
Chester I. Bernard berpendapat
bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih.
·
Stephen P. Robbins menyatakan
bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan
secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang
bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan
bersama atau sekelompok tujuan.
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena
dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan
perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi
yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh
masyarakat di sekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan
sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga
menekan angka pengangguran.
Orang-orang
yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus
menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan
tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan
mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi
berpartisipasi secara relatif teratur.
b. Pentingnya
mengenal organisasi
Kepribadian akan muncul dan berkembang
dengan seiringnya waktu. Kepribadian kita pun tidak bisa terbentuk karena
pendidikan formal yang kita jalani. Kenapa ? karena pendidikan formal itu hanya
membentuk hardskill kita. Lalu dimana kita bisa membentuk kepribadian kita ?
Ya,dengan mengikuti suatu organisasi. Kita mungkin berpikir ‘untuk apa
mengikuti kegiatan yang kerjanya cuma menghabiskan waktu dan tenaga ?’. Itu
adalah salah besar, karena berorganisasi sama saja dengan mendidik kita untuk
jadi makhluk sosial. Dengan berorganisasi, kita diajari cara menghargai
pendapat dan perbedaan serta cara memimpin yang baik. Dengan begitu softskill
kita akan berkembang dan nantinya akan sangat digunakan dalam dunia kerja.
Organisasi memiliki jiwa, karakter, jati
diri, sejarah, kisah, suka, sedih, cita-cita, harapan dan lain-lain. Ada
beberapa hal yang harus kita sadari dalam berorganisasi. Bahwa organisasi ini
milik banyak orang, semua anggota, bukan milik pengurus atau ketua. Sedemikian
banyak orang yang memiliki karakter, sifat, bahasa, kebiasaan yang berbeda
memberi kita kesempatan belajar jenisjenis manusia. Jika organisasi tersebut
memang tidak bisa diperbaiki dari dalam, dengan atau tanpa kehadiran kita,
memang sebaiknya kita keluar. Tetapi jika kita berpikir lebih luas karena
organisasi ini dapat memberi manfaat bagi banyak orang, dan kita merasa mampu
memperbaikinya, sebaiknya kita tetap bertahan. Seringkali organisasi ditangani
secara salah, dan mungkin kita orang yang terpilih untuk berperan lebih. Apa
yang kita tahu, tidak ada usaha yang sia-sia. Membangun organisasi, sejatinya
juga membangun kepribadian kita. Apalagi jika dalm usia muda sudah mengenal
dunia organisasi.
Tapi, jangan berpikir kalau kita hanya
ikut-ikutan saja dalam mengikuti suatu organisasi kita langsung mempunyai
kepribadian yang bagus. Karena dalam pembentukan kepribadian itu butuh proses.
Apabila kita dalam organisasi tersebut sangat berperan dalam kegitan dan
mempunyai tujuan yang jelas serta memiliki benih sifat kepemimpinan, tanggung
jawab, bijaksana, dan sebagainya untuk mengikuti suatu organisasi kemahasiswaan
dengan harapan dapat mengembangkan sifat-sifat tersebut sehingga terbentuklah
kepribadian yang baik.
Setelah kita tau bagaimana organisasi
itu sangat membentuk kepribadian seseorang dengan sangat luarbiasa. Pasti
betapa ruginya orang yang hanya berdiam diri tanpa melakukan suatu kegiatan.
Apalagi kini kita sudah mengenal apa itu suatu organisasi. Mumpung kita para
mahasiswa yang masih mencari kepribadian, pasti bila mengikuti organisasi
sangat membantu kita dalam pembentukan kepribadian itu sendiri.
c. Bentuk-bentuk
organisasi
1. Organisasi
Lini
Organisasi
Garis / Lini adalah suatu bentuk organisasi dimana pelimpahan wewenang langsung secara vertical dan sepenuhnya dari
kepemimpinan terhadap bawahannya. Bentuk lini juga disebut bentuk lurus atau
bentuk jalur. Bentuk ini merupakan bentuk yang dianggap paling tua dan
digunakan secara luas pada masa perkembangan industri pertama. Organisasi Lini
ini diciptakan oleh Henry Fayol.
·
Hubungan antara pimpinan & bawahan
masih bersifat langsung melalui satu garis wewenang
·
Selain top manajer , manajer dibawahnya
hanya sebagai pelaksana
·
Jumlah karyawan sedikit
·
Sarana dan alatnya terbatas
·
Bentuk lini pada perusahaan
perseorangan, pemilik perusahaan adalah sebagai top manajer
·
Organisasi kecil
Kebaikan
dari struktur organisasi ini adalah :
1. Atasan
dan bawahan dihubungkan dengan satu garis komando.
2. Rasa
solidaritas dan spontanitas seluruh anggota organisasi besar
3. Proses
decesion making berjalan cepat
4. Disiplin
dan loyalitas tinggi
5. Rasa
saling pengertian antar anggota tinggi
Kelemahan dari struktur
organisasi ini adalah :
1. Ada
tendensi gaya kepernimpinan otokratis
2. Pengembangan
kreatifitas karyawan terhambat
3. Tujuan
top manajer sering tidak bisa dibedakan dengan tujuan organisasi
4. Karyawan
tergantung pada satu orang dalam organisasi
2. Organisasi
Lini dan Staf
Organisasi
Lini dan Staf adalah kombinasi dari organisasi lini dan organisasi fungsional.
Pelimpahan wewenang dalam organisasi ini berlangsung secara vertikal dari
seorang atasan pimpinan hingga pimpinan dibawahnya. Untuk membantu kelancaran
dalam mengelola organisasi tersebut seorang pimpinan mendapat bantuan dari para
staf dibawahnya. Tugas para staf disini adalah untuk membantu memberikan
pemikiran nasehat atau saran-saran, data, informasi dan pelayanan kepada pimpinan
sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan suatu keputusan atau kebijaksanaan.
Pada struktur organisasi ini Hubungan antara atasan dengan bawahan tidak secara
langsung
Ciri-ciri
:
·
Hubungan atasan dan bawahan tidak
seluruhnya secara langsung
·
Karyawan banyak
·
Organisasi besar
Ada dua kelompok kerja
dalam organisasi sehingga ditekankan adanya spesialisasi:
·
Personel lini
·
Personel staf
Kebaikan dari struktur organisasi ini
adalah :
·
Ada pembagian tugas yang jelas
·
Kerjasama dan koordinasi dapat
dilaksanakan dengan jelas
·
Pengembangan bakat segenap anggota
organisasi terjamin
·
Staffing dilaksanakan sesuai prinsip the
right man on the right place
·
Bentuk organisasi ini fleksibel untuk
diterapkan
Kelemahan dari struktur organisasi ini
adalah :
·
Tugas pokok orang-orang sering
dinomorduakan
·
Proses decesion makin berliku-liku
·
Jika pertimbangan tidak terkontrol maka
sering menimbulkan nepotism spoilsystem patronage
·
Persaingan tidak sehat antara pejabat
yang satu dengan pejabat lainnya
3. Organisasi
Fungsional
Organisasi
fungsional diciptakan oleh F.W.Taylor yaitu suatu bentuk organisasi di mana
kekuasaan pimpinan dilimpahkan kepada para pejabat yang memimpin satuan di
bawahnya dalam satuan bidang pekerjaan tertentu. Struktur ini berawal dari
konsep adanya pimpinan yang tidak mempunyai bawahan yang jelas dan setiap
atasan mempunyai wewenang memberi perintah kepada setiap bawahan, sepanjang ada
hubunganya dengan fungsi atasan tersebut.
Ciri-ciri :
·
Organisasi kecil
·
Di dalamnya terdapat kelompok-kelompok
kerja staf ahli
·
Spesialisasi dalam pelaksanaan tugas
·
Target yang hendak dicapai jelas dan
pasti
·
Pengawasan dilakukan secara ketat
Kebaikan dari struktur organisasi ini
adalah :
·
Program tearah, jelas dan cepat
·
Anggaran, personalia, dan sarana tepat
dan sesuai
·
Kenaikan pangkat pejabat fungsional
cepat
·
Adanya pembagian tugas antara kerja
pikiran dan fisik
·
Dapat dicapai tingkat spesialisasi yang
baik
·
Solidaritas antar anggota yang tinggi
·
Moral serta disiplin keija yang tinggi
·
Koordinasi antara anggota berjalan
dengan baik
·
Mempromosikan ketrampilan yang
terspesialisasi
·
Mengurangi duplikasi penggunaan sumber
daya yang terbatas
·
Memberikan kesempatan karir bagi para
tenaga ahli spesialis
Kelemahan dari struktur organisasi ini
adalah :
·
Pejabat fungsional bingung dalam
mengikuti prosedur administrasi
·
Pangkat pejabat fungsional lebih tinggi
dibandingkan kepala unit sehingga inspeksi sulit dilaksanakan
·
Insiatif perseorangan sangat dibatasi
·
Sulit untuk melakukan pertukaran tugas,
karena terlalu menspesialisasikan diri dalam satu bidang tertentu
·
Menekankan pada rutinitas tugas - kurang
memperhatikan aspek strategis jangka panjang
·
Menumbuhkan perspektif fungsional yang
sempit
·
Mengurangi komunikasi dan koordinasi
antar fungsi
·
Menumbuhkan ketergantungan antar-fungsi
dan kadang membuat koordinasi dan kesesuaian jadwal kerja menjadi sulit
dilakukan
Dan tipe fungsional ini relevan untuk
situasi seperti berikut :
·
Lingkungan stabil
·
Tugas bersifat rutin dan tidak banyak
perubahan terjadi
·
Mengutamakan efisiensi dan kapabilitas
fungsional
4. Organisasi
Lini dan Fungsional
Organisasi
Lini dan Fungsional adalah organisasi yang masing-masing anggota mempunyai
wewenang yang sama dan pimpinannya kolektif. Organisasi Komite lebih
mengutamakan pimpinan, artinya dalam organisasi ini terdapat pimpinan
“kolektif/ presidium/plural executive” dan komite ini bersifat managerial.
Komite dapat juga bersifat formal atau informal,komite-komite itu dapat
dibentuk sebagai suatu bagian dari struktur organisasi formal, dengan
tugas-tugas dan wewenang yang dibagi-bagi secara khusus.
Ciri-ciri :
·
Tidak tampak adanya pembedaan tugas
pokok dan bantuan
·
Spesialisasi secara praktis pada pejabat
fungsional
·
Pembagian kerja dan wewenang tidak
membedakan perbedaan tingkat eselon
·
Strukutur organisasi tidak begitu
kompleks. Biasanya terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, ketua-ketua
seksi, dan para petugas
·
Struktur organisasi secara relatif tidak
permanea. Organisasi ini hanya dipakai sesuai kebutuhan atau kegiatan
·
Tugas pimpinan dilasanakan secara
kolektif
·
Semua anggota pimpinan mempunyai hak,
wewenang dan tanggung jawab yang sama
·
Para pelaksana dikelompokkan menurut
tugas-tugas tertentu dalam bentuk satgas
Kebaikan dari struktur organisasi ini
adalah :
·
Solodaritas tinggi
·
Disiplin tinggi
·
Produktifitas tinggi karena spesialisasi
dilaksanakan maksimum
·
Pekerjaan-pekerjaan yang tidak rutin
atau teknis tidak dikerjakan
·
Keputusan dapat diambil dengan baik dan
tepat
·
Kecil kemungkinan penggunaan kekuasaan
secara berlebihan dari pimpinan
·
Usaha kerjasama bawahan mudah digalang
Kelemahan dari struktur organisasi ini
adalah:
·
Kurang fleksibel dan tour of duty
·
Spesialisasi memberikan kejenuhan
·
Proses pengambilan keputusan agak
larnban karena harus dibicarakan terlebih dahulu dengan anggota organisasi
·
Kalau terjadi kemacetan kerja, tidak
seorang pun yang mau bertanggung jawab melebihi yang lain
·
Para pelaksana sering bingung, karena
perintah datangnya tidak dari satu orang saja
·
Kreativitas nampaknya sukar
dikembangkan, karena perintah pelaksanaan didasarkan pada kolektivitas
·
Organisasi panitia biasanya terdiri dari
ketua, sekretaris, bendahara, dan beberapa seksi
5. Organisasi
Komite
Organisasi
komite adalah bentuk organisasi di mana tugas kepemimpinan dan tugas tertentu
dilaksanakan secara kolektif oleh sekelompok pejabat, yang berupa komite atau
dewan atau board dengan pluralistic manajemen.
Organisasi
komite terdiri dari :
·
Executive Committe (Pimpinan komite)
yaitu para anggotanya mempunyai wewenang lini.
·
Staff Committee yaitu orang-orang yang
hanya mempunyai wewenang staf
Kelebihan dari struktur organisasi ini
adalah:
·
Pelaksanaan decision making berlangsung
baik karena terjadi musyawarah dengan pemegang saham maupun dewan
·
Kepemimpinan yang bersifat otokratis
sangat kecil
·
Dengan adanya tour of duty maka
pengembangan karier terjamin
Kelemahan dari struktur organisasi ini
adalah:
·
Proses decesion making sangat lamban
·
Biaya operasional rutin sangat tinggi
·
Kalau ada masalah sering kali terjadi
penghindaran siapa yang bertanggung jawab
d. Prisip-prinsip
organisasi
Berkaitan
dengan pembentukan atau penyusunan suatu organisasi, maka perlu diperhatikan
beberapa prinsip-prinsip atau asas organisasi. Diantaranya adalah:
·
Perumusan Tujuan yang Jelas. Tujuan dan
arah merupakan hal yang sangat penting dalam pembentukan suatu organisasi.
Karena dari tujuan ini akan terlihat hasil yang akan dicapai baik itu secara
fisik maupun non fisik.
·
Pembagian kerja. Dalam pembentukan suatu
organisasi harus terlihat dengan jelas akan pembagian kerja dari masing-masing
unit (sub) organisasi, hal ini supaya tidak terjadinya tumpang tindih aktivitas
dan dapat menghambat tercapainya suatu tujuan.
·
Delegasi kekuasaan. Dengan adanya
pembagian kerja tersebut yang jelas maka akan telihat pula garis komando dan
delegasi kekuasaan (wewenang) dari masing-masing unit kerja.
·
Rentang kekuasaan. Rentang kekuasaan
merupakan penjabaran dari pendelegasian suatu kekuasaan. Parameter dan tolok ukur
pun harus menjadi bagian dari rentang kekuasaan, sehingga tidak timbul
diktatoris kekuasaan atau kesewenangan kekuasaan tersebut.
·
Tingkat pengawasan. Penggambaran tingkat
pengawasan yang timbul antar atasan dengan sub (unit) bawahannya harus lah
terlihat dalam struktur organisasi tersebut. Sehingga batasan apa yang menjadi
hak dan kewajiban baik itu atasan maupun bawahan akan tercipta.
·
Kesatuan perintah dan tanggung jawab.
Dengan tergambarnya struktur organisasi yang jelas maka kesatuan perintah atau
komando akan terlihat pula. Begitu juga dengan tanggung jawab dari orang yang
memberikan delegasi (perintah) akan nampak.
·
Koordinasi. Ini pun harus terlihat
dengan jelas dalam penyusunan suatu organisasi. Koordinasi dari masing-masing
divisi atau unit kerja akan tercipta. Dengan demikian tujuan suatu organisasi
ini akan semakin cepat tercapai.
e. Sebab
keberhasilan dan kegagalan organisasi
Penyebab
kegagalan:
1. Kurangnya
kehandalan
SDM
dan tidak kompeten dalam manajerial serta kurangnya pengalaman ketika
menjalankan strategi perusahaan.
2. Kurangnya
pemahaman bidang usaha yang di ambil karena tidak dapat memvisualisasikandengan
jelas usaha yang akan digeluti.
3. Kurangnya
kehandalan pengelolaan administrasi dan keuangan (modal dan kendali kredit).
4. Gagal
dalam perencanaan. Kegagalan dalam menerapkan rencana biasanya karena rencana
yang telah dibuat berdasarkan pengalaman orang lain atau sebuah idealis yang
belum pernah diaplikasikan.
5. Tempat
usaha dan okai yang kurang memadai.
6. Kurangnya
pemahaman dalam pengadaan, pemeliharaan, dan pengawasan bahan baku dan sarana
peralatan.
7. Ketidakmampuan
dalam melakukan peralihan/transisi perubahan teknologi.
8. Hambatan
birokrasi
9. Keuntungan
yang tidak mencukupi
10. Tidak
adanya produk yang baru.
Keuntungan
organisasi:
1. Otonomi
2. Tantangan
awal dan perasaan motif berprestasi
3. Kontrol
finansial
Langkah
menuju keberhasilan:
1. Memiliki
ide atau visi bisnis yang jelas
2. Kemauan
dan keberanian untuk menghadapi resiko, baik waktu maupun uang
3. Membuat
perencanaan usaha, mengorganisasikan dan menjalankannya
4. Mengembangkan
hubungan, baik dengan mitra usaha maupun dengan semua pihak yang terkaitdengan
kepentingan perusahaan.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar